Kebutuhan komunikasi memang tidak bisa dipisahkan lagi dari aktivitas sehari-hari. Kala kita pergi ke luar negeri, tentu komunikasi sebaiknya tidak terputus (siapa tahu Anda mendapatkan telepon penting dari kerabat Anda). Terlebih lagi hampir semua operator sudah membuka fasilitas roaming di luar negeri tanpa perlu banyak melakukan proses administrasi. Segala kemudahan ini tentunya membuat kita lebih nyaman untuk berkomunikasi di luar negeri.

Namun, kemudahan dan kenyamanan ini harus dibayar dengan harga yang cukup tinggi. Umumnya, satu operator bekerja sama dengan beberapa operator di luar negeri dan kadang tarif lintas operator ini tidaklah sama. Beberapa operator ada yang menawarkan tarif yang lebih murah dari operator lainnya, walaupun mungkin tidak terlalu signifikan.

Berikut ini, saya memberitahukan pengalaman saya dengan operator Satelindo Matrix selama berpergian ke dua negara, Singapore dan Taiwan.


SMS
Selama di Taiwan, saya mencoba beberapa operator, antara lain Taiwan GSM, KG Telecomm, FarEasTone, dan Chunghwa. Sepertinya antar operator ini menawarkan tarif SMS yang mirip yaitu Rp 1.564 dan Rp 1.581. SMS saya lakukan ke nomor Indonesia, Singapore, dan juga nomor lokal Taiwan. Sepertinya tarifnya sama saja.

Menerima Panggilan (Incoming Call)
Tarif saat Anda menerima panggilan (incoming) juga cukup mahal. Saya kurang tahu pasti masalah pembulatan pulsa yang digunakan, namun sepertinya mereka melakukan pembulatan yang tidak terlalu besar (mungkin per 6 detik). Berikut ringkasannya:

  • Menerima panggilan 1 detik (Operator Long Distance Telec) : Rp 716
  • Menerima panggilan 55 detik (Operator Long Distance Telec) : Rp 9.545
  • Menerima panggilan 75 detik (Operator Long Distance Telec) : Rp 12.409
  • Menerima panggilan 24 detik (Operator Pasific Cell Corp): Rp 4.582

Melakukan Panggilan (Outgoing Call)
Tarif untuk melakukan panggilan tampaknya sedikit lebih mahal daripada saat Anda menerima penggilan. Skema pembulatan yang digunakan juga kurang begitu jelas. Semua panggilan dilakukan ke Indonesia, unless diinformasikan lain.

  • Melakukan panggilan 3 detik (Operator Long Distance Telec) : Rp 3.379
  • Melakukan panggilan 20 detik (Operator Long Distance Telec) : Rp 4.819
  • Melakukan penggilan ke Singapore 45 detik (Operator Long Distance Telec) : Rp 5.836
  • Melakukan panggilan 62 detik (Operator Long Distance Telec) : Rp 11.093
  • Melakukan panggilan 171 detik (Operator Long Distance Telec) : Rp 24.421
  • Melakukan panggilan ke Singapore 3 detik (Operator FarEasTone) : Rp 8.409
  • Melakukan panggilan 15 detik (Operator FarEasTone) : Rp 6.892

Saya juga sempat transit ke Hong Kong. Seperti juga pengalaman saya sebelumnya, operator yang langsung “nyantol” adalah Sunday. Tarif SMS terasa sangat mahal dengan operator ini, yaitu Rp 3.990 per SMS-nya 🙁

Beberapa waktu lalu saya juga sempat melakukan perjalanan ke Singapore. Saya juga sempat mencoba beberapa operator antar lain Mobile One Asia, Mobile Link Singapore, dan StarHub. Dari pengalaman saya, tarif SMS StarHub merupakan yang termurah, hanya Rp 1.816 saja, sedangkan Mobile One Asia dan Mobile Link Singapore tampaknya kompakan dengan menawarkan tarif Rp 2.550 per SMS.

Saya hanya sempat menerima 4 panggilan saja, dua kali dengan Mobile Link Singapore dan dua kali dengan Mobile One Asia. Kebetulan saya tidak melakukan panggilan ke luar selama di Singapore. Berikut rinciannya.

  • Menerima panggilan 12 detik (Operator Mobile Link Singapore) : Rp 3.680
  • Menerima panggilan 67 detik (Operator Mobile Link Singapore) : Rp 9.825
  • Menerima panggilan 20 detik (Operator Mobile One Asia) : Rp 4.810
  • Menerima panggilan 23 detik (Operator Mobile One Asia) : Rp 4.810

Beli Nomor Lokal atau Roaming?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang paling klasik. Sebenarnya, membeli nomor lokal akan lebih hemat jika Anda sering melakukan komunikasi (baik SMS maupun telepon). Nomor perdana lokal umumnya bisa dibeli dengan harga sekitar Rp 80.000 sampai sekitar Rp 100.000 lebih. Anda juga harus mendaftarkan kartu identitas seperti paspor saat melakukan registrasi kartu perdana ini.

Alternatif yang bisa dilakukan adalah menggunakan dua ponsel. Anda tetap mengaktifkan nomor lokal Indonesia, namun membeli juga nomor perdana di tempat Anda berada. Jadi Anda bisa membalas SMS ataupun melakukan panggilan dengan lebih hemat saat diperlukan. Namun untuk panggilan masuk, mau tidak mau Anda harus menjawabnya (dan terkena charge).

Biasanya untuk panggilan dari nomor negara asal (dalam kasus ini adalah Indonesia) dan berupa nomor seluler, maka nomor pemanggil masih akan muncul, sehingga Anda bisa memutuskan apakah ingin menjawab panggilan atau tidak. Namun jika penelepon menggunakan nomor PSTN, maka nomor pemanggil tidak akan muncul. Anda harus memutuskan apakah panggilan tersebut akan dijawab atau tidak. Saya sendiri beberapa kali menerima telepon dan ternyata salah sambung 🙁 Apes deh, tau sendiri kan charge untuk menjawab panggilan ini lumayan mahal…