Ini pertama kalinya saya ke Singapore via Batam. Sering sih dengar cerita orang kalo ke Singapore via Batam itu cukup gampang and lebih murah. Jadi saya inisiatif untuk mencobanya.

Sebagai langkah awal, mari kita lihat perbandingan tarif untuk ke Singapore. Ada tiga alternatif yaitu:

  1. Bolak balik via Batam
  2. Pergi lewat Batam, pulang direct (dengan pesawat terbang)
  3. Bolak balik dengan pesawat terbang

Rekan saya (Gusdiharto Pratomo a.k.a Dodi) sudah membuat tabel perbandingan di website-nya. Kebetulan kita berdua sama-sama memiliki pujaan hati di negeri Singa sana 😉 Gue kopi paste ya Dod… 😀

LANGSUNG BATAM CHANGI BATAM
Tiket US$162 (Valuair) Rp.380.000 (Air Asia) + SGD$137 (Valuair) Rp.760.000 (Air Asia)
Fiskal Rp.1.000.000 Rp.500.000 Rp.500.000
Transport Rp.70.000 (Taksi dr Hang Nadim ke Ferry) Rp.140.000 (Taksi)
Airport Tax Rp.100.000 Rp.30.000 Rp.60.000
Tiket Ferry SGD$16 SGD$18
TOTAL Rp.2.558.000 Rp.1.898.000 Rp.1.518.00

* Data diambil akhir Juli 2007 * Kurs USD$1 = Rp.9000, SGD$1 = Rp.6000

Pernerbangan dari Jakarta ke Batam memakan waktu sekitar 1,5 jam atau kurang (saya tidak perhatikan jam). Saya menggunakan maskapai penerbangan yang paling populer karena murah yaitu AirAsia. Pesawatnya cukup enak, harganya pun cukup terjangkau. Kebetulan saya memesan tiket agak dekat dengan tanggal keberangkatan (dan juga termasuk high season), sehingga harganya cukup tinggi (sekitar Rp 500.000 sekali jalan ke Batam, sudah termasuk fasilitas Express Boarding seharga Rp 50.000).

Tambahan:
Bulan Agustus 2008 kemarin ketika saya ke Singapore via Batam, harga tiket ferry sudah naik ke sekitar S$ 26 sekali jalan.

Express Boarding merupakan fasilitas tambahan yang ditawarkan oleh AirAsia. Penerbangan AirAsia tidak menggunakan nomor kursi sehingga penumpang harus berebut kursi. Dengan Express Boarding, para penumpang akan dipanggil untuk boarding terlebih dahulu. Bebas antri, bebas pilih seat, dan dipandu oleh pramugari AirAsia saat naik pesawat. Tetapi, Anda harus rela merogoh kocek Rp 50.000 untuk mendapatkan kemewahan ini 🙂 Sangat cocok juga kalo bawaan kabin Anda agak banyak karena dengan boarding duluan, Anda bisa menaruh bawaan dengan leluasa. Dalam penerbangan saya, ada sekitar 5 orang yang menggunakan fasilitas Express Boarding ini. Jadilah kami naik peswat duluan dan bebas pilih kursi.

Selama di perjalanan, Anda akan ditawarkan snack. Namun, snack ini tidak gratis. AirAsia menawarkan snack yang bisa Anda beli dengan harga yang cukup terjangkau. Snack yang tersedia juga cukup bervariasi mulai dari minuman ringan, kopi, potato snack seperti chitato, sampai popmie. Saya tidak membeli apapun, namun dari pengamatan saya, satu bungkus snack seperti Chitato dan kopi bisa dibeli dengan harga belasan ribu Rupiah. Tidak terlalu mahal juga mengingat ini adalah ‘asongan elit ‘yang berjualan di ketinggian lebih dari 10.000 meter di atas permukaan laut 😉



Gambar di bawah ini saya ambil saat berada di atas pesawat dengan menggunakan GPS. Jangan khawatir, GPS adalah sebuah alat yang aman digunakan dalam pesawat. Kalo pramugarinya tidak gaptek, harusnya kita tidak akan dilarang koq hehehe. Kecuali kalo pramugarinya sangka kita pake HP deh hehehe… 😉 Dari gambar di bawah, kita bisa melihat bahwa kita sedang berada di ketinggian (Elevation) sekitar 10.798,8 meter dan terbang dengan kecepatan (Speed) sekitar 832,6 Km/jam.

Saya juga sempat mencatat kecepatan “climbing” atau menanjak dari pesawat AirAsia. Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa kecepatan “menanjak” kita adalah 13,4 meter/detik. Bayangkan Anda melompat dengan kecepatan seperti itu 😉

Setelah melakukan penerbangan sekitar 1,5 jam sampailah saya di Bandar Udara Hang Nadim, Batam. Setelah melalui sedikit pemeriksaan, sayapun keluar dari Airport. Sebelum keluar Airport, Anda bisa melihat harga tarif Taxi di dekat pintu keluar. Harga ini sudah fix, tidak perlu ditawar. Tarif Taxi ke Pelabuhan Ferry Batam Center adalah Rp 70.000, sementara ke Batu Ampar adalah Rp 75.000. Harga ini sudah fix karena Taxi di Batam tidak mau pake argo.




Di depan Airport sudah banyak Taxi menunggu. Di Airport ini hanya ada Taxi berwarna biru. Mobilnya pun beragam, seperti Toyota Soluna sampai Corolla. Anda pilih saja Taxi yang diinginkan dan langsung naik. Tinggal bilang mau kemana dan harga pun sudah otomatis sesuai dengan tarif di pintu keluar tadi. Saya memilih salah satu Taxi dan menyebutkan Batu Ampar. Saya pura-pura bodoh dan menanyakan tarifnya. Sang supir pun menyebutkan angka Rp 85.000. Angka ini lebih mahal Rp 10.000 dari tarif resmi. Tapi saya pura-pura menurut saya, karena saya tahu bahwa tidak banyak supir Taxi yang “senang” jika penumpangnya minta ke Batu Ampar. Selain lebih jauh dari Batam Center (pelabuhan favorit untuk orang yang mau ke Singapore via Batam), tarifnya pun hanya berselisih Rp 5.000 saja (tarif resmi ke Batu Ampar adalah Rp 75.000 sementara ke Batam Center adalah Rp 70.000). Jadilah saya melebihkan Rp 10.000 demi mencicipi Batu Ampar yang katanya sudah keren.

Konon ada 5 sampai 6 Pelabuhan Ferry di Batam menurut supir Taxi tersebut. Dan Batam Center merupakan Pelabuhan Ferry paling favorit.

Di tengah perjalanan, sang supir banyak bercerita (mungkin karena dia senang kalo saya tidak menolak ditawari tarif yang lebih mahal). Dia berkata bahwa banyak orang Batam yang senang jadi supir Taxi, karena walaupun rumah gubuk tapi punya mobil (keren katanya). Di Batam, Taxi ini disewa dari orang yang punya mobil dan tidak memakai mobilnya. Tiap bulan pengemudi Taxi harus bayar ke pemilik mobil, sedangkan mobil boleh dibawa pulang oleh pengemudi. Jadi tidak ada istilah pulang ke pool seperti Taxi pada umumnya. Taxi yang saya naiki adalah Toyota Corolla dengan perseneling matic. Keren juga 😉

Setelah berjalan sekitar 30 menit lebih, akhirnya saya sampai di Batu Ampar. Gambar di bawah ini menunjukkan tampilan halaman Pelabuhan Ferry Batu Ampar. Keren koq sekarang Pelabuhannya.

Begitu masuk ke dalam, Anda bisa langsung membeli tiket. Anda akan ditanya apakah ingin membeli tiket Ferry bolak balik atau sekali jalan. Tiket sekali jalan kalo tidak salah hanya S$ 16, sedangkan bolak-balik (kalo ga salah sih) S$ 20. Siapkah dollar Singapore supaya lebih gampang. Boarding pass dan kartu imigrasi Anda akan tercetak otomatis oleh printer, jadi ga perlu isi manual lagi. Enak juga hehehe. Setelah itu silakan masuk ke dalam dan passport akan diperiksa di bagian imigrasi. Selanjutnya, Anda akan masuk ke ruang tunggu. Semua bagasi Anda harus dibawa manual ke dalam Ferry. Di bawah ini adalah ruang tunggunya.

Ada TV LCD juga yang menyiarkan siaran TV lokal. Anda bisa menikmati siaran TV sambil menunggu di sini. Kedai kecil juga ada. Anda bisa beli makanan dan minuman ringan sambil beristirahat sejenak di ruang tunggu ataupun di ruangan sebelah luar (di pinggir pantai). Ferry berangkat sekitar 30-45 menit sekali (ada jadwalnya). Jadi Anda otomatis akan diberikan tiket dengan waktu keberangkatan terdekat.




Gambar di bawah ini menunjukkan foto dari dalam kabin Ferry. Saya mengambil foto dari jendela di dalam Ferry. Cuaca agak mendung saat saya berangkat dan hujan gerimis saat saya tiba di Singapore.

Beginilah situasi di dalam kabin Ferry. Tempat duduknya saling berhadapan dengan meja sebagai pembatas. Ada ruangan kecil tempat menaruh bagasi. Tidak ada nomor atau kode penitipan. Jadi perhatikan baik-baik barang bawaan Anda. Minuman Aqua gelas juga tersedia secara gratis.

Saya iseng dan menggunakan GPS di dalam Ferry. Di tengah-tengah laut, ketinggian posisi Ferry bisa mendekati posisi minus (lihat gambar di bawah, bagian Elevation), sampai -4,40 meter di bawah permukaan laut. Terlihat bahwa permukaan laut kita memang cekung ke bawah di beberapa posisi 🙂

Gambar di bawah ini menunjukkan pemandangan di Harbourfront Center, Singapore. Saya mengambil gambar dari dermaga setelah turun dari Ferry.

Pemandangan di bawah ini menunjukkan antrian untuk melewati imigrasi Singapore. Antrian kali ini sangat panjang, mungkin sekitar 300 orang atau lebih. Saya menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk bisa keluar dari imigrasi ini 🙁

Pemandangan lain yang menunjukkan panjangan antrian di imigrasi Singapore. Setelah berhasil masuk ke dalam pintu, Anda masih harus antri lagi di bagian dalam. Tampaknya akhir pekan ini benar-benar dinikmati oleh penduduk Indonesia untuk berlibur 😉 Setelah selesai menunggu imigrasi selama 2 jam, barulah saya berhasil keluar dan masuk ke mall di Harbourfront Center. Selamat datang di Singapore 😀

Begitulah pengalaman saya ke Singapore via Batam (Batu Ampar). Cukup menyenangkan juga koq, walaupun harus dibayar dengan waktu tempuh yang lebih lama (dan ribet) serta waktu proses imigrasi yang lebih lama (2 jam, mungkin memang karena sedang berada di holiday season, tanggal 17 Agustus bok!).